Wacana ini sebenarnya sudah diagendakan sejak lama dengan Brenkk, seorang pria Batak dibalik DO IT! Management yang dimana 8 Ball sekarang bergabung dengan management tersebut. Setelah diagendakan sejak sebulan yang lalu, akhirnya kemarin malam M. Iqbal yang merupakan nama asli dari 8 Ball ditemani oleh Brenkk datang ke rumah saya di daerah Depok, Jawa Barat.
Mereka tiba sekitar pukul 8 malam dan kita mulai membicarakan seputar apapun. Tentang isu sosial yang saat ini terjadi, kondisi Indonesia saat ini dan juga membahas tentang fenomena internet belakangan ini.
Sebelumnya saya sendiri sudah banyak membicarakan tentang seorang 8 Ball dengan Brenkk, orang yang saya anggap sudah mengenal 8 Ball sejak lama. Brenkk bercerita bahwa 8 Ball adalah seseorang yang rajin untuk belajar seputar apapun dan juga merupakan seorang rapper yang banyak menginvestasikan penghasilannya untuk buku.
Oleh sebab itu saya sendiri tidak heran jika bertemu dengan seorang 8 Ball, kita bisa membicarakan seputar apapun. Saat sedang bertemu tak lupa kami juga membahas tentang isu yang sedang panas, yakni tentang saudara kita, masyarakat Papua di seluruh Indonesia. Kami memiliki pandangan yang sama untuk menghadapi isu tersebut, lebih memilih mengetahui lebih banyak terlebih dahulu, baru kemudian memutuskan untuk bersuara.
Karena jika sembarangan bersuara tapi tidak mengetahui tentang latar belakang peristiwa tersebut, takutnya malah menjadi blunder. Tapi untuk perbuatan rasis yang masih saja dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, kami setuju untuk melawan perbuatan tersebut. Bahkan di Instagram-nya sendiri 8 Ball mengatakan :
“Rasis adalah perbuatan purba”
Jadi sangat tidak relevan dan purba sekali jika masih saja ada oknum-oknum yang melakukan perbuatan rasis setelah 74 tahun Indonesia merdeka.
Bahasan pertama adalah seputar hoax. Produksi hoax secara massal dan brutal bisa kita saksikan semenjak Pilgub DKI hingga sampai saat ini, pasca Pilpres. Menarik sekali mendengar pandangan dari seorang 8 Ball untuk masyarakat Indonesia agar selalu melakukan validasi sebelum membagikan atau mempercayai suatu berita.
“Setidaknya validasi dari beberapa sumber, jangan langsung percaya gitu aja”
8 Ball juga menyampaikan pemerintah dan masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab untuk mengatasi masalah hoax yang membabi buta. Pemerintah harus melakukan sesuatu untuk mengatasi permasalahan ini.
“Cukup disesali, cara pemerintah menghadapi masalah ini malah terkesan mundur seperti era order baru, dikit-dikit lapor, dikit-dikit tangkap”
8 Ball mengungkapkan bahwa yang seringkali dialami olehnya adalah banyaknya fake account yang mengatasnamakan dirinya, dengan berbagai tujuan, misalnya untuk merayu seorang wanita. 8 Ball menyesalkan perbuatan pihak-pihak tersebut, tapi dia mengatakan itu dengan nada yang sangat santai sambil tertawa.
Berbeda dengan musisi lainnya, 8 Ball memiliki cara tersendiri untuk melawan pembajakan. Dia lebih memilih untuk melawan daripada menghentikan. Karena menurutnya sampai kapanpun, pembajakan akan selalu ada. Oleh karena itu setiap mengeluarkan karyanya yang baru, untuk melawan pembajakan 8 Ball lebih memilih untuk memberikan value yang bisa didapatkan oleh penggemarnya jika mereka membeli karya yang sudah dibuat olehnya.
8 Ball juga bercerita tentang bagaimana internet bisa merubah semuanya. Dulu pergerakannya sangat terbatas, karena saat itu internet di Indonesia masih sangat lambat sekali.
“Dulu itu kan upload file mp3 aja lama banget kan ya, jadi lebih milih mending ketemuan langsung aja terus gue kasih hardcopy-nya langsung ke produser”
Semenjak internet menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita, hal ini juga berdampak kepada mereka yang juga merupakan seorang musisi. Proses produksi mereka menjadi lebih cepat. Penggemarnya juga bisa menikmati karya mereka dari berbagai platform.
Pembahasan lainnya kami lanjutkan seputar fenomena musisi khususnya di kalangan hip-hop yang seringkali bermodalkan sensasi agar dirinya lebih dikenal. 8 Ball menanggapi fenomena tersebut dengan santai, karena untuk saat ini itu menjadi salah satu strategi pemasaran yang sebenarnya sudah dilakukan memang sejak dulu kala.
“Balik lagi ke sorry to say kualitas masyarakat kita”
Kami juga kemudian membicarakan seputar parenting di era internet. Seperti yang kita ketahui bahwa 8 Ball saat ini sudah memiliki seorang anak. Jadi saya tertarik untuk menanyakan bagaimana parenting di era internet ala 8 Ball.
“Gue juga sekarang lagi berjuang untuk membatasi anak gue nonton YouTube”
Bahasan terakhir adalah seputar privasi. Ketika membahas masalah ini, 8 Ball adalah seseorang yang sangat menjaga privasinya agar tidak menjadi konsumsi publik. Hal yang jarang sekali kita lihat saat ini, apalagi pelaku yang berhubungan erat dengan dunia hiburan.
Untuk informasi bahwa kemarin 8 Ball baru saja merilis video klip terbarunya yang berjudul “Save Our Earth” berkolaborasi dengan Aditya Ewangga & Kethrine T.M. Shooting video klip ini juga dilakukan di Bantar Gebang, tempat sampah ‘raksasa’ yang selama ini juga menjadi tempat penampungan sampah masyarakat DKI Jakarta. Melalui video klip ini 8 Ball berusaha menyampaikan pesan bahwa ini adalah sebuah kampanye yang berusaha disampaikan olehnya melalui musik agar orang-orang membuang sampah pada tempatnya. Karena produksi sampah di Indonesia sendiri sudah mencapai titik memprihatinkan.
Podcast saya dengan 8 Ball saat ini sudah bisa didengarkan di Spotify.